Senin, 16 November 2009

Pahlawan saya berambut kriting juga.

Berteriak dia "MERDEKA ATAU MATI" Para pejuang kemerdekaan sambil menghunuskan itu si bambu runcing ke atas udara, tak gentar itu oleh senjata, meriam kolonial belanda atau pun jepang dengan teknologinya. semua tetes darah yang menetes adalah untuk satu, Indonesia Tercinta. sungguh pahlawan kemerdekaan.


Berkata dia "APAKAH KALIAN NGERTI?" Para guru diseklolah sambil rendah hati menggenggam sebilah kapur ditangannya, berkata tanpa terbata, sekedar memastikan secerca ilmu yg tersampaikan ke anak muridnya. setiap debu kapur yg terhirup adalah untuk satu, Pendidikan dan Bangsa. sungguh pahlawan tanpa tanda jasa.


Bergumam dia "CEPETAN MANDI!" Sang ibu dan bapak berambut kriting sambil memegang kuping saya membimbing ke arah kamar mandi, meronta menandakan pemberontakan diri saya dapat diredam dengan satu kalimatnya, ini semua adalah untuk kebaikan saya, bungkam dan tergambar dalam mata, jika semua tetes keringat dan kerut dahinya adalah untuk satu, saya, dan saya yang sekarang mengerti betapa pentingnya itu mandi. sungguh pahlawan saya.



selamat Hari pahlawan! dan buanglah sampah pada tempatnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar